8.000 Yahudi Perancis Eksodus Massal ke Israel

PARIS - Ribuan Yahudi di Perancis memilih eksodus ke Israel menyusul serangan anti-semit yang marak terjadi di negara itu. Gelombang terbesar terjadi usai penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris tahun lalu.

Seperti dikutip dari CNN, Sabtu (23/1), sedikitnya 8.000 warga Yahudi di Perancis memilih hengkang dan pindah ke Israel, berdasarkan data Jewish Agency, yang mengurusi perpindahan warga Yahudi atau yang dikenal dengan nama aliyah.

Pemerintah Israel memang memberikan kewarganegaraan khusus bagi warga keturunan Yahudi.

Jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat dalam lima tahun terakhir. Tahun 2013, kurang dari 3.300 Yahudi Perancis yang pindah ke Israel. Dua tahun sebelumnya, jumlahnya hanya 1.900.

Inggris adalah negara kedua di Eropa Barat dengan perpindahan Yahudi terbanyak ke Israel, namun jumlahnya tidak bisa dibandingkan dengan Perancis. Jewish Agency mencatat, hanya 774 Yahudi Inggris yang pindah ke Israel tahun 2015.

Eksodus warga Yahudi ini terjadi pada puncaknya usai serangan di Charlie Hebdo yang menewaskan dua orang. Kebanyakan warga Yahudi Perancis tinggal di kota Ashdod, di selatan Israel.

"Ini pertama kalinya dalam hidup saya merasa santai. Di Perancis, saya juga senang, tapi situasi dan masalah sekarang ini membuat kami sulit hidup sebagai Yahudi di negara itu," kata Charly Dahan, musisi yang pindah ke Israel dari Paris dua tahun lalu.

Avi Mayer juru bicara Jewish Agency mengatakan alasan Yahudi pindah ke Israel adalah mencari rasa aman, terutama dalam beberapa tahun terakhir setelah banyak serangan terhadap mereka di Eropa.

"Di antaranya serangan sekolah Yahudi di Toulouse tahun 2012, museum Yahudi di Brussels tahun 2014, supermarket Kosher di Paris dan sinagoga di Kopenhagen tahun lalu," ujar Mayer.

Sebuah studi tahun 2013 soal anti-semit mengungkapkan bahwa 74 persen Yahudi di Perancis menutupi keyakinannya dan tidak menunjukkan identitas Yahudi.

Salah satu warga Yahudi Perancis yang pindah ke Ashdod Dov Cohen mengaku takut memakai kippah, atau topi keagamaan, saat berada di Perancis.

Menurut dia, sudah tidak ada lagi rasa aman di Perancis untuk warga Yahudi. "Kau harus waspada, harus melindungi anak-anak karena perkelahian di metro atau bus. Hal ini membuatmu melakukan aliyah," kata Cohen.

Perdana Menteri Perancis Manuel Valls menyayangkan eksodus tersebut. Dia mengatakan kepergian Yahudi akan mengubah Perancis.

"Tanpa Yahudi, Perancis bukan lagi Perancis. Mereka adalah komunitas tertua. Mereka telah menjadi warga Perancis sejak Revolusi Perancis," kata Valls.

0 komentar:

Posting Komentar